Selasa, 23 Oktober 2012

The Upstairs Room

Ini bukan lah sebuah judul buku atau apapun. Hanya kebetulan saja. Terinspirasi dari mba Tien, seorang teman di dunia Facebook, dia mempublish gambar-gambar rumah impian, dan tempat kerja (craft room) impiannya. Aku jadi teringat, 2 tahun lalu aku mengambil gambar sebuah rumah di kebun raya Bogor.   Aku suka banget bagian di sisi sebelah kanan rumah itu. Ada upstair room nya.


Waktu masih belum menikah, kamarku memang berada di lantai 2. Kamarku berukuran 3m x 5m. Ruangannya memanjang. Saat mau dipasang plafon, aku bilang, plafonnya jangan datar, tapi bentuk segitiga. Duh gimana ya menjelaskannya, sayang ngga ada foto nya. Pokoknya seperti kamar-kamar upstairs di luar negeri.
Bahkan, aku pernah bilang. Pengen punya kamar di ruangan di bawah tangga, kaya di Harry Potter waktu awal-awal tahun, dia tidur di bawah tangga. Entah kenapa. Bagiku itu menenangkan. Apa mungkin aku sedikit introvert, jadi kamarpun aku ingin seminimalis dan seprivasi mungkin.

Waktu mengambil foto Aa-ku di depan rumah itu, aku sampai berteriak, "Aaaaa, aku mau rumah yang kaya gini, yang kaya gini ini ni " sambil menunjuk bagian rumah itu. Akhirnya aku memaksa suamiku untuk berfoto disitu, walau dia agak sedikit malu karena foto didepan bangunan tua seperti itu.

sumber

sumber

sumber


Most favorite. Nyaman, romantis, hangat.

sumber


Tapi menurutku, sayang sekali. Model ruangan di atas atap seperti ini, nampaknya kurang cocok untuk iklim di Indonesia, yang panasnya sungguh sangat ter la luuu. Kalau saja benar kamarku seperti ini, dan masih tinggal di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya, ngga kebayang, panas nya bakal kaya apa, tempat tidur hanya berjarak 2-3 meter dari atap. Bisa dibayangkan?


2 komentar:

  1. hihihihihi...namaku disebut..jd malu :)

    BalasHapus
  2. hehehe udah setahun lalu yah, ngga kerasa. Abis ngga bisa nge tag sih mba tien jadi ngga tau deh kalau namamu ku sebut sebut. xixixixi :))

    BalasHapus