Selasa, 18 September 2012

Lauri "Lolie" Alana 15 Bulan

Tepat hari ini tanggal 17 September 2012 (aku ngetik ini kemarin), Lolie berulang bulan yang ke 15. Alias 1 tahun 3 bulan. Tak terasa yangku (panggilan ku terhadap Lolie) sudah setahun lebih. Semoga anakku semakin cerdas seiring bertambah usianya. Sehat selalu dan tumbuh menjadi anak solihah, cerdas, dan menjadi kebanggan keluarga Amiiiiin.
Beberapa waktu yang lalu, aku (ok, now "aku" is back, hehehe setelah beberapa waktu lebih senang pakai kata "saya" , kalau sekarang pakai kata "aku" di postingan kali ini biar lebih "dekat" dengan isi nya , iya tentang anakku soalnya) ingin berbagi cerita saat hamil dan melahirkan. Sebenarnya tidak banyak yang ingin aku ceritakan. Karena sedikit lupa dengan perjalanan 9 bulan kala itu. Hehehe

Usia kandungan kurang lebih 4 bulan
Semakin mendekati bulannya semakin bersemangat. Tidak ada rasa takut sedikitpun. Karena memang aku mensugesti diri sendiri bahwa bisa melahirkan normal. membayangkan melahirkan normal memang sepertinya menakutkan. tak ada bayangan sesakit apa sih melahirkan normal. Yang pasti aku percayakan diri bahwa aku bisa. Dan yakin bisa. Tak ada bayangan sedikit pun ingin melahirkan secara caesar.
Sudah masuk 9 bulan

2 hari sebelum melahirkan

Aku sudah mengambil cuti sejak 1 setengah bulan sebelum melahirkan. Memang terlau cepat. Padahal aku terbilang gampangan dan tidak ada keluhan apa-apa selama hamil. Hanya saja, terjadi pembengkakan diseluruh bagian kaki hingga paha. Yang membuat ku tidak kuat duduk berjam-jam dan untuk sholat saat bangun dari sujud atau duduk di antara dua sujud terasa berat dan menyiksa. Tapi itu tidak menghalangi ibadah sholat tentunya. Sholat tetap harus dilaksanakan walau seberat apapun dan sesulit apapun kondisinya. Kadang aku pun harus sholat sambil tidur atau duduk meluruskan kaki. Yang penting sholat tetap
dilaksanakan.
Tiga hari menjelang persalinan aku demam. Terpaksa aku harus kembali ke bidan padahal malam sebelumnya baru periksa kandungan. Sampai malam sebelum melahirkan aku harus kembali periksa kondisi janin karena aku masih demam. Kalau sampai keesokan harinya aku masih demam, aku terpaksa harus melahirkan secara caesar. Aku ketakutan. Karena cita-citaku ingin sekali melahirkan secara normal. Aku berdoa sepanjang malam agar bisa melahirkan secara normal.
Malamnya demam ku sedikit berkurang, pukul setengah 3 pagi tanggal 17 Juni 2011 aku mulai merasakan mulas pertama. Masih santai awalnya karena yang aku rasakan masih mulas ringan. Aku membayangkan seandai nya ini akan melahirkan normal aku akan merasakan mulas seperti itu selama 13 jam. Aku harus bisa melewatinya.
Alhamdulillah, aku merasakan tidak ada demam atau sakit apapun lagi selain sakit merasakan mulas ini. Pagi harinya aku minta dibelikan air kelapa hijau. Ya, aku rutin meminum air kelapa hijau sejak aku mengetahui kehamilanku. Aku mulai merasakan mulas hebat pukul 9-an. Setiap setengah jam mulai mulas hebat datang. Setiap setengah jam aku ada rasa takut kesakitan menahan mulas itu.
Tapi itu tidak mengurangi keberanianku, melihat dan menghitung jam kalau 13 jam berarti kurang lebih aku akan melahirkan pukul setengah 3 sore. Oooh, rasanya memang berat melihat dan menghitung jam, masih lama.
Aku memang belum di antar ke klinik bidan tempatku memeriksakan kandungan. karena aku tidak ingin merasakan mulas di sana tanpa ada keluarga yang menemani. Aku ingin tetap nyaman berada di rumah selama menahan rasa mulas, sampai waktunya tiba.
Pukul setengah 12 mulai merasakan mulas 5 menit sekali. Oh aku ngga bisa menjelaskan bagaimana rasa sakitnya. Aku pikir, rasanya sama seperti saat menstruasi hari pertama, memang aku sering merasakan sakit yang hebat jika menstruasi di hari pertama. Tapi ternyata ini jauh lebih "hebat" rasanya. Setiap saat aku berdoa berdzikir minta diberikan kemudahan dalam persalinan.
Selepas sholat Jumat suamiku mengantarku ke bidan tempatku akan melahirkan. Adikku yang mengantar dengan mobil. Untungnya bidannya sudah ada di tempat. Dia begitu santai. Berusaha agar aku tidak ada perasaan takut sama sekali.
Tau ngga, bidanku ini membantu ku melahirkan hanya seorang diri. Bisa dibayangkan ?? Aku sendiri tidak bisa membayangkan kehebatannya menangani ku hanya seorang diri. Beberapa saat kemudian ibuku menyusulku. Ibu dan suamiku yang menemaniku melahirkan. Tiap menit berlalu sambil menahan sakit, sementara bidan dengan santai dan mengajakku mengobrol santai. Dia sama sekali tidak terlihat kerepotan. Benar apa kata temanku yang sudah beberapa kali melahirkan ditempat ini. Dia itu bidan yang sabar dan sangat cekatan. Masih mengobrol santai bahkan di menit di detik ku mulai merasakn mulas terhebat dia masih mengajakku berbicara. Aku pikir, lagi sakit ngga keruan seperti ini masih saja aku terus diajak bicara walau sampai aku mulai  "ngeden" pun dia tetap santai. " Coba ya, kamu pasti bisa. Santai saja bayangkan coba hal hal yang indah". Aku hampir tidak bisa membayangkan apa-apa kala itu. Yang ada dalam bayanganku adalah, Ya Allah jika aku mati disini, masukkan aku dalam tempat terindahmu. Sempat terbersit kalimat doa seperti itu. Ternyata benar, ini adalah perjuangan hidup dan mati. Benar-benar kematian sudah di depan mata. Tapi aku harus berani dan kuat, bayangan seorang bayi mungil perempuan cantik ada di depan matalah yang membuatku kuat.
"Kalau terasa mulas lagi, miringkan badan ke sini (kanan)", bidan mulai memberikan aba-aba sambil membantu ku memiringkan badan ke kiri. Aku hampir tidak kuat, sudah terasa lelah yang sangat karena sudah hampir satu jam aku disini menahan sakit. Bidan menyuruhku supaya jangan mengejan sebelum ada perintahnya, "Tapi bu, ini mau ngeden" kata ku tak tahan ingin terus mengejan. Bagaimanapula, ingin mengejan tapi disuruh jangan dulu. "Nanti kalau kamu ngeden sekarang, kamu kehabisa tenaga, sebentar lagi ya tahan".
Okay, walau sakitnya (tidak bisa dijelaskan) aku tetap mengikuti instruksi nya. Suami dan ibuku ada di sebelahku memberi semangat.
(Aku sampai menangis mengingat momen itu)
Sampai waktunya tiba, aku mengumpulkan energiku semaksimal mungkin. Tepat pukul 14.20, "Wah, nona cantik" celetuk bidan. Aku lega. Aku sukses. Alhamdulillah. Benar-benar plong sedetik sebelumnya rasa nya sakit hebat, setelah si baby keluar tidak ada rasa sakit mulas hebat seperti sebelumnya. Benar-benar unmik Aku tidak tau apa aku diberi obat pengurang rasa sakit atau tidak, yang pasti aku merasakan sakit terhebat dalam diriku tapi sakit terindah dalam hidupku juga. :)



to be continued...

Lauri 1 bulan






Lauri 2 bulan


Uti Loliena :)

Lauri 3 bulan



Lauri 4 bulan





Lauri 5 bulan



Lauri 6 bulan




Kalau lihat foto-foto Lolie perubahannya dari new born sampai sekarang, terlihat masih sama yaitu lengan tangannya masih berlipat-lipat. Lucu. Gembil.
Lolie sangat gesit, lincah dan ceria. Ngga cengeng. Bahkan waktu jatuh dengkulnya terluka dia ngga menangis atau teriak kesakitan. Lolie juga tidak pernah takut sama orang lain, kalaupun takut pada orang yang belum pernah dia lihat, paling hanya bersembunyi dibalik lengan ayahnya :). Waktu umur 6 bulan, Lolie pernah takut pada siapapun yang pakai peci (kecuali Akungnya), juga sama orang yang pakai blangkon, dia akan nangis. Lucu sekali.

Sekarang Lolie sudah bisa jalan. Kadang kalau lepas dari pandangan sedikit saja, dia sudah keluar rumah dan duduk di teras tetangga atau masuk ke rumah orang. Duh, kaya kucing aja deh.

Lolie takut sama kucing, sama kaya ibun nya. lolie suka buah Kersen (ceri-cerian).






I love you Lolie, semoga ayang kelak menjadi anak solihah, dan membanggakan kedua orang tua ya yang :)


2 komentar:

  1. selamat ulang bulan untuk lolie, semoga menjadi anak yang baik dan sehat, amen..
    cerita datangnya seorang anak baik ketika dilahirkan atau diadopsi pasti menarik untuk diikuti, karena kehadiran seorang anak darimana pun asalnya selalu precious :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih kak Indi sudah mengunjungi blog sederhana ini. Iya benar sekali, datangnya seorang anak itu mau bagaimanapun caranya ia hadir selalu menjadi sesuatu yang berharga :)

      Hapus