Ada beberapa hal yang sama sekali ngga bisa terbeli di dunia ini, diantaranya nikmat hidayah keimanan dari Allah, nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan.
Apakah ada yang mampu membeli semua nikmat tersebut? aku rasa tidak akan pernah ada. Apakah bisa membayar orang untuk menjadi iman? jika pun bisa, apa pasti keimanannya murni dari hati atau hanya sekedar jasmani saja yang beriman. Apakah ada yang mampu membeli nikmat sehat? kesehatan atau nyawa tidak bisa di beli. Apakah bisa membeli nyawa untuk orang yang sudah tak bernyawa?. Tidak. Apakah bisa membeli waktu yang sudah terlewat? jika waktu sudah terlewat, maka kita tidak punya kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Atau apakah ada yang mampu membeli kesempatan untuk hidup?. Kesempatan untuk melakukan apapun tidak akan bisa tanpa nikmat sempat dariNya.
Beberapa hari ini sepertinya ucapan syukurku selalu terucap. Alhamdulillah. Adakalanya kalau kita merasa sedikit saja suatu hal tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kita mengeluh spontan tanpa melihat apakah hal itu pantas kita ucapkan selagi ada orang yang tidak menerima keadaan lebih baik dari kita.
Contohnya dengan nikmat diberi kelebihan (materi). Kadang kita merasa selalu merasa kurang dengan apa yang sudah kita dapatkan. Padahal, sadar atau tidak, ada orang yang bahkan lebih tidak beruntung daripada kita.
Aku pernah mengeluh soal pendapatan pekerjaan yang pas-pasan. Aku rasa kalian pun (ada) juga yang pernah mengeluh. Namun saat secara langsung melihat orang yang mempunyai perkerjaan dan pendapatan yang sudah pasti lebih pas-pasan dari pada aku, aku merasa bahwa seharusnya aku bersyukur, bukannya mengeluh. Mungkin inilah memang rezekiku yang paling diridhoi Allah.
Ada baiknya memang kita tidak menjadi orang yang selalu mengeluh dan selalu merasa kurang. Menjadi orang yang pandai bersyukur adalah suatu anugrah dan nikmat yang tak terharga. Nikmat di beri sehat, nikmat di beri kesempatan untuk hidup di dunia, nikmat memiliki rezeki yang lebih, dan beribu nikmat lain yang tak pernah kita sadari selama hidup di dunia. Alhamdulillahirobbil'alamin.
Apakah ada yang mampu membeli semua nikmat tersebut? aku rasa tidak akan pernah ada. Apakah bisa membayar orang untuk menjadi iman? jika pun bisa, apa pasti keimanannya murni dari hati atau hanya sekedar jasmani saja yang beriman. Apakah ada yang mampu membeli nikmat sehat? kesehatan atau nyawa tidak bisa di beli. Apakah bisa membeli nyawa untuk orang yang sudah tak bernyawa?. Tidak. Apakah bisa membeli waktu yang sudah terlewat? jika waktu sudah terlewat, maka kita tidak punya kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Atau apakah ada yang mampu membeli kesempatan untuk hidup?. Kesempatan untuk melakukan apapun tidak akan bisa tanpa nikmat sempat dariNya.
Beberapa hari ini sepertinya ucapan syukurku selalu terucap. Alhamdulillah. Adakalanya kalau kita merasa sedikit saja suatu hal tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kita mengeluh spontan tanpa melihat apakah hal itu pantas kita ucapkan selagi ada orang yang tidak menerima keadaan lebih baik dari kita.
Contohnya dengan nikmat diberi kelebihan (materi). Kadang kita merasa selalu merasa kurang dengan apa yang sudah kita dapatkan. Padahal, sadar atau tidak, ada orang yang bahkan lebih tidak beruntung daripada kita.
Aku pernah mengeluh soal pendapatan pekerjaan yang pas-pasan. Aku rasa kalian pun (ada) juga yang pernah mengeluh. Namun saat secara langsung melihat orang yang mempunyai perkerjaan dan pendapatan yang sudah pasti lebih pas-pasan dari pada aku, aku merasa bahwa seharusnya aku bersyukur, bukannya mengeluh. Mungkin inilah memang rezekiku yang paling diridhoi Allah.
Ada baiknya memang kita tidak menjadi orang yang selalu mengeluh dan selalu merasa kurang. Menjadi orang yang pandai bersyukur adalah suatu anugrah dan nikmat yang tak terharga. Nikmat di beri sehat, nikmat di beri kesempatan untuk hidup di dunia, nikmat memiliki rezeki yang lebih, dan beribu nikmat lain yang tak pernah kita sadari selama hidup di dunia. Alhamdulillahirobbil'alamin.